Senin, 05 Maret 2012

Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Nusantara

Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Nusantara

Yang dimaksud dengan masa Islam di Indonesia adalah masa sejak kedatangan Agama Islam di Indonesia sampai dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Kurun waktu masyarakat Indonesia untuk memeluk agama Islam diperkirakan dari abad ke- 11 sampai ke-17 Masehi. Adapun abad-abad setelah itu merupakan pengembangan Islam di Indonesia.
Untuk mengetahui daerah dan kerajaan yang lebih dahulu memeluk agama Islam dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah berikut ini.
1.Sejarah Dinasti Yuan (1280-1376) yang melaporkan pertemuan duta Cina dengan dua orang menteri dari Kerajaan Samudera Pasai. Pertemuan itu terjadi di QuiIon. Kedua menteri itu bernama Hasan dan Sulaiman. lni merupakan bukti bahwa Kerajaan Samudera Pasai sudah beragama Islam.
2.Laporan Marcopolo. seorang perantau dari Venesia (Italia) pada tahun 1292 M. Marcopolo tertahan selama lima bulan di Samudera Pasai yang penduduknya sudah beragama Islam. Berita dari Marcopolo ini menunjukkan bahwa agama Islam telah masuk ke Samudera Pasai sebelum tahun 1292 M.
3.Yin Yai Sheng Lan atau laporan umum tentang pantai-pantai lautan merupakan laporan yang ditulis oleh seorang Cina Muslim bernama Ma Huan dan diterbitkan pada Tahun 1416.
Untuk mengetahui lebih terinci tentang proses masuknya agama Islam mulai dari Barat hingga Timur di Kepulauan Nusantara ini, marilah kita perhatikan uraian berikut.
1. Kepulauan Sumatera
Masuknya Islam di Sumatera adalah dengan jalan damai. Di antaranya dengan cara para mubalig (penyampai dan penyebar agama Islam) menikahi penduduk lokal dan kemudian Islam berkembang secara turun-temurun sehingga lama-kelamaan bisa mendirikan kerajaan yang bercorak Islam. Dalam catatan sejarah yang bersumber dari Dinasti Yuan menyatakan bahwa kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai.
Dalam Dinasti Yuan (1280-1367 M) telah dicatat bahwa ada pertemuan antara utusan kaisar Cina dengan dua menteri dari Kerajaan Samudera Pasai di Quilon. Nama kedua menteri itu adalah Hasan dan Sulaiman. Kerajaan Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan di pantai timur Pulau Sumatera (sekarang adalah sebuah desa di Kecamatan Geudong, Kabupaten Aceh Utara, NAD). Dan catatan tersebut dapat diartikan bahwa antara tahun 1280-1367 M Kerajaan Samudera Pasai telah memeluk Islam.
Bukti lain yang dapat digunakan sebagai bukti adalah ditemukannya makam Malik Al Saleh yang merupakan raja Kerajaan Samudera Pasai. Pada batu nisan, bagian kaki makam tersebut terdapat tulisan Arab yang artinya inilah kubur orang yang mendapat rahmat dan ampunan allah.. Bergelar Sultan Malik AI-Saleh. Sedangkan di bagian kepala nisan makam tersebut terdapat tulisan /a mangkat pada bulan Ramadhan tahun hijriyah 696. Tahun 696 H sama dengan tahun 1297 tV1. Dengan demikian sebelum tahun 1297 tersebut raja Kerajaan Samudera Pasai dapat dipastikan sudah menganut Islam atau beberapa saat sebelum is meninggal.
Selain bukti-bukti tersebut, masih ada bukti lain yaitu ditemukannya batu nisan bertuliskan huruf Arab di Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar yang berangka tahun 608 H (1209 M) lebih tua sekitar 8 tahun daripada makam Malik Al-Saleh.
Kecuali bukti tersebut, masih ada bukti lain yaitu berupa prasasti yang diketemukan di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten SiboIga, Sumatera Utara yang menceritakan kematian seorang puteri bangsawan yang meninggal pada 19 Safar tahun 602 H (1203 M) atau sekitar 7 tahun lebih tua dari makam Sultan Malik Al-Saleh.
2.Pulau Jawa
Islam masuk ke Jawa melalui pesisir utara. Sebagai bukti masuknya Islam di Jawa ini adalah ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 H atau 1082 M di Desa Liran, Kecamatan Manyar, Gresik. Liran adalah nama sebuah tempat di Persia, sedangkan Hibatullah adalah nama sebuah dinasti di Liran. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Fatimah adalah cucu penguasa di Liran, Persia.
Di Grsik juga ditemukan prasasti yang jauh lebih muda usianya yang terdapat pada makam Malik Ibrahim dari Kasyan. la meninggal pada tahun 822 H (1419 M). Makamnya terbuat dari batu pualam yang merupakan makam buatan Cambay. Gujarat (India Selatan). Masyarakat mengenal tokoh tersebut dengan nama Maulana Malik Ibrahim. Padahal nama yang terpahat di makamnya adalah Malik Maulana Ibrahim. Melihat asal usulnya beiiau ini berasal dari Persia, sebab kata Kasyan di belakang namanya adalah suatu tempat di Persia.
Berdasarkan prasasti tersebut dapat disimpulkan bahwa pembawa Islam di Pulau Jawa adalah orang-orang Persia. Jika kita bandingkan angka-angka tahun pada makam-makam di Sumatera dan Jawa maka proses Islamisasi Islam di Jawa lebih awal 127 tahun daripada di Sumatera.
3.Pulau Kalimantan
a.Kalimantan Barat
Di Kalimantann Barat, sekitar Pontianak, Islam disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdul Rahman pada abad ke-18. yang kemudian menjadi penguasa di Pontianak. Hal ini terbukti dengan adanya makam. masjid, dan istananya yang masih ada sampai sekarang.
Di Ketapang tepatnya di Desa Muljakerta terdapat pemakaman Islam Kuna yang tujuh pasang batu nisannya dipahat timbul dengan angka tahun Jawa Kuna. Bentuk batu nisannya sama dengan batu nisan Majapahit, bahkan ada sebuah yang berhias lambang surya Majapahit. Angka tahun yang tertua adalah tahun 1340 Saka (1418 M) dan angka tahun 1363 Saka (1441 M).
Dari temuan tersebut dapat diduga bahwa agama Islam sudah masuk sebelum tahun 1418 M
atau abad ke-15 M. Dengan adanya lambang surya Majapahit tersebut diduga penyebar agama Islam di Kalimantan Barat berasal dari Majapahit atau masih kerabat dekat keraton Majapanit.
b.Kalimantan Tengah
Di Provinsi Kalimantan Tengah pada abad ke-14 M terdapat dua kerajaar yang berdaulat yaitu kota Waringin dan Samba. Di kota Waringin agama Islam disebarkan oleh Ki Gede, seorang ulama pengikut Pangeran Dipati Antakusuma dari kesultanan Banjarmasin pada abad ke-18 dan is mendirikan masjid
di sana, yang oleh masyarakat masjid tersebut diberi nama Masjid Ki Gede. Di dalam masjid tersebut terdapat sebuah bedug yang merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Pada bagian badan bedug tersebut terdapat tulisan isanaiscara 1356 yang artinya pada hari Sabtu tahun 1356 Saka, atau tahun 1434 M.Dengan adanya bukti tersebut berarti Islam telah berkembang di kota Waringin pada awal abad ke-14 Saka atau 15 M.
c.Kalimantan Selatan
Islamisasi di Kerajaan Banjar ini bersifat politis dan resmi. Proses Islamisasi di Kalimantan Selatan terjadi ketika pecah perang saudara antara raja dan p’utera mahkota kerajaan Banjarmasin. Ketika itu kerajaan masih bercorak Hindu pada tahun 1595. Pada saat itu Raja Tumanggung memerintah dengan kejam. Dan keponakannya yang bernama Pangeran Samudera tidak suka dengan gaya kepemimpinan pamannya yang kejam tersebut Kemudian Pangeran Samudera memberontak. Karena tidak mampu mengimbangi tentara kerajaan maka akhirnya Pangeran Samudera minta bantuan kepada Sultan Demak di Jawa Tengah yang saat itu Demak merupakan kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa. Sultan Demak bersedia membantu Pangeran Samudera dengan syarat Pangeran Samudera dan pengikutnya mau masuk agama Islam. Setelah persyaratan disetujui maka dikirimlah ekspedisi tentara Islam Demak ke Banjarmasin dengan disertakan di dalamnya seorang khatib yang bernama Dayyan. Dalam serangan itu Pangeran Temanggung dapat dikalahkan. Pangeran Samudera diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Suriansyah. la memerintah dari tahun 1595 hingga 1620 M.
d.Kalimantan Timur
Penyebaran Islam di Kalimantan Timur terjadi pada masa Kerajaan Kutai. yaitu pada masa pemerintahan Raja Mahkota (1575-1610 M). Raja Mahkota adalah raja keenam yang memerintah di Kerajaan Kutai dan is belum memeluk agama Islam.
Dalam silsilah Kutai disebutkan bahwa agama Islam masuk ke Kerajaan Kutai dari Makasar. Agama Islam dibawra dua penyair agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Mula-mula kerajaan yang di-Islamkan dengan seorang temannya adalah Kerajaan Makasar. Setelah Islam berkembang di Makasar, lalu keduanya melanjutkan dakwahnya ke Kerajaan Kutai. Sedangkan seorang temannya tetap di Makasar untuk mengawasi perkembangan Islam di sana.
Setelah sampai di Kerajaan Kutai. kedua dai tersebut menemui Raja Mahkota dan mengutarakan maksud kedatangannya. Raja Mahkota memberikan Izin dengan syarat mereka berdua dapat mengalahkannya dalam adu kesaktian. Ternyata Raja Mahkota kalah dan kemudian is memeluk agama Islam, yang kemudian diikuti oleh rakyatnya.
4. Sulawesi
Sejarah masuknya agama Islam dimulai di Makasar, Goa. Tallo, dan Sulawesi Selatan. Sejak dahulu di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut adalah Makasar, Gowa, Tallo, dan Bone. Namun yang paling awal memeluk agama Islam adalah raja dan masyarakat Gowa-Tallo.
Bukti bahwa agama Islam telah masuk ke Sulawesi adalah sebuah naskah yang disebut Lontara Bilang. Naskah ini semacam buku harian atau catatan tentang raja-raja Gowa dan Tallo sejak tahun 955 H (1545 M) sampai dengan bulan Zulhijjah tahun 1168 H atau 1 November 1755 M. Dalam naskah Lontar Bilang dicatat peristiwa-peristiwa peng-Islaman di Sulawesi Selatan, sebagaimana berikut ini.
a.Hari Jumat, 9 Rabiul Awwal tahun 1012 Hijriyah (22 September 1603 M) Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alauddin.
b.Hari Jumat bulan Rajab tahun 1016 H (9 November 1607 M). Kerajaan Makasar diproklamasikan sebagai kesultanan Islam. Daerah-daerah lain yang tidak bersedia memeluk Islam akan diperangi dan dianggap sebagai Mussu’ selleng (musuh Islam).
c.Tanggal 10 Safar tahun 1019 H (10 Mei 1610 M), Soppeng di-Islamkan dalam Perang Pangkajene.
d.Hari Selasa, tanggal 23 Ramadan 1020 (23 November 1611 M) Kerajaan Bone dan Kerajaan Wajo masuk Islam.
Dan catatan tersebut menunjukkan bahwa Islam di Sulawesi secara perseorangan sudah ada sejak sebelum tahun 1603 M.
Para dai yang datang ke Sulawesi Selatan umumnya berkelompok, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.Kelompok dai dari Demak, Tuban, Giri (Gresik), dan Ternate. Ternate termasuk kelompok ini karena merupakan bagian dari sejarah penyebaran Islam di Gresik. Sultan Ternate yang bernama Zainal Abidin adalah murid Sunan Giri.
b.Kelompok dai dari Demak Minangkabau yang dikenal dengan sebutan Da’to Tallua atau Dato’ Tiga Orang. Mereka itu adalah Dato’ Ribandang alias Abdul Makmur alias Khatib Tunggal. Makam Dato’ ini berada di Ujung Pandang. Menurut tradisi Kutai, Datu’ Ribanciang disebut Haji di Bandang. Dato’ Ri Tiro alias Badul Jawad alias Khatib Bungsu yang makamnya di Tiro dekat Bulukumba. Dato’ Ri Pattimang alias Sulaiman alias Khatib Suiting yang ketika di Ternate disebut dengan nama Tuan Haji Tunggangparangan. Makamnya berada di Pattimang, Amassang, Kecamatan Malangke, Luwu.
Kecuali dari para dai tersebut ada para dai perseorangan yang datang dari Aceh, Melayu (Johor, Pahang), Patani (Thailand dan Campa).
5. Maluku
Menurut cerita rakyat, pada abad ke-8 mendatang empat orang mubalig dari Irak yang menganut paham syiah. Empat mubalig tersebut di antaranya Syeh Mansur Syeh Yakub, Syeh Amin, dan Syeh Umar. Dalam versi lain dinyatakan bahwa pembawa Islam di Ternate adalah Jafar Shidiq alias Jafar Nuh. la datang di Ternate dad Jawa pada hari Senin tanggal 6 Muharram 643 H (1250 M). Sedangkan menurut catatan Antoni Galvao,agama Islam masuk ke Ternate sekitar tahun -1460 M. Pembawanya adalah pedagang dari Malaka yang datang ke Ternate untuk membeli rempah-rempah. Berdasarkan laporan-laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa Maluku bagian utara lebih dahulu dimasuki agama Islam daripada Maluku bagian selatan. Waktu IslarnIsasi diperkirakan pada abad ke-15 M.
Cara Masuknya Islam Di Indonesia
Islam masuk di Indonesia melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut. Cara perdagangan yang terjadi pada tahap awal masuknya Islam ke indonesia.
  • Cara perkawinan yang umumnya terjadi setelah pedagang muslirnyang datang ke Indonesia menikah dengan wanita pribumi. Sebelum menikah biasanya sang wanita diminta untuk mengucapkan kalimah syahadat sebagai tanda is teiah menerima dan masuk Islam.
  • Cara pendidikan yang umumnya dilakukan di pesantren-pesantren yang didirikan oleh para muballigh atau kyai di Indonesia. Beberapa pesantren yang terkenal adalah Pesantren sunan Giri, yang kebanyakan muridnya dari Maluku dan pesantren Ampel Denta.
  • Cara Tasawuf, yaitu dengan ajaran-ajaran atau cara untuk mendekatkan diri pada Allah. Cara ini lebih mudah diterima oleh orang -orang yang sudah mempunyai pemahaman tentang ketuhanan. Diantara tokoh tasawuf tersebut yang terkenal adalah Hamzah Fansuri dan Nuruddin ar Raniri.
  • Peanan para Wali khususnya di Jawa dan Maluku Para Wall ini bertindak sebagai juru dakwah, penyebar dan perintis agama. Cara yang digunakan para Wall dalam menyebarkan ajaran Islam ada bermacam-macam. Ada yang melalui kegiatan dakwah, seni wayang, kerawitan atau melalui tasawuf. Sunan Kalijaga dan Sunan Panggung berdakwah melalui wayang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar