Posted on 21 December 2011.
Yang
dimaksud dengan masa Islam di Indonesia adalah masa sejak kedatangan
Agama Islam di Indonesia sampai dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Kurun
waktu masyarakat Indonesia untuk memeluk agama Islam diperkirakan dari
abad ke- 11 sampai ke-17 Masehi. Adapun abad-abad setelah itu merupakan
pengembangan Islam di Indonesia.
Untuk mengetahui daerah dan
kerajaan yang lebih dahulu memeluk agama Islam dapat diketahui melalui
bukti-bukti sejarah berikut ini.
1.Sejarah
Dinasti Yuan (1280-1376) yang melaporkan pertemuan duta Cina dengan dua
orang menteri dari Kerajaan Samudera Pasai. Pertemuan itu terjadi di
QuiIon. Kedua menteri itu bernama Hasan dan Sulaiman. lni merupakan
bukti bahwa Kerajaan Samudera Pasai sudah beragama Islam.
2.Laporan
Marcopolo. seorang perantau dari Venesia (Italia) pada tahun 1292 M.
Marcopolo tertahan selama lima bulan di Samudera Pasai yang penduduknya
sudah beragama Islam. Berita dari Marcopolo ini menunjukkan bahwa agama
Islam telah masuk ke Samudera Pasai sebelum tahun 1292 M.
3.Yin
Yai Sheng Lan atau laporan umum tentang pantai-pantai lautan merupakan
laporan yang ditulis oleh seorang Cina Muslim bernama Ma Huan dan
diterbitkan pada Tahun 1416.
Untuk
mengetahui lebih terinci tentang proses masuknya agama Islam mulai dari
Barat hingga Timur di Kepulauan Nusantara ini, marilah kita perhatikan
uraian berikut.
1. Kepulauan Sumatera
Masuknya
Islam di Sumatera adalah dengan jalan damai. Di antaranya dengan cara
para mubalig (penyampai dan penyebar agama Islam) menikahi penduduk
lokal dan kemudian Islam berkembang secara turun-temurun sehingga
lama-kelamaan bisa mendirikan kerajaan yang bercorak Islam. Dalam
catatan sejarah yang bersumber dari Dinasti Yuan menyatakan bahwa
kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai.
Dalam
Dinasti Yuan (1280-1367 M) telah dicatat bahwa ada pertemuan antara
utusan kaisar Cina dengan dua menteri dari Kerajaan Samudera Pasai di
Quilon. Nama kedua menteri itu adalah Hasan dan Sulaiman. Kerajaan
Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan di pantai timur Pulau Sumatera
(sekarang adalah sebuah desa di Kecamatan Geudong, Kabupaten Aceh Utara,
NAD). Dan catatan tersebut dapat diartikan bahwa antara tahun 1280-1367
M Kerajaan Samudera Pasai telah memeluk Islam.
Bukti
lain yang dapat digunakan sebagai bukti adalah ditemukannya makam Malik
Al Saleh yang merupakan raja Kerajaan Samudera Pasai. Pada batu nisan,
bagian kaki makam tersebut terdapat tulisan Arab yang artinya inilah
kubur orang yang mendapat rahmat dan ampunan allah.. Bergelar Sultan
Malik AI-Saleh. Sedangkan di bagian kepala nisan makam tersebut terdapat
tulisan /a mangkat pada bulan Ramadhan tahun hijriyah 696. Tahun 696 H
sama dengan tahun 1297 tV1. Dengan demikian sebelum tahun 1297 tersebut
raja Kerajaan Samudera Pasai dapat dipastikan sudah menganut Islam atau
beberapa saat sebelum is meninggal.
Selain
bukti-bukti tersebut, masih ada bukti lain yaitu ditemukannya batu
nisan bertuliskan huruf Arab di Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya,
Kabupaten Aceh Besar yang berangka tahun 608 H (1209 M) lebih tua
sekitar 8 tahun daripada makam Malik Al-Saleh.
Kecuali
bukti tersebut, masih ada bukti lain yaitu berupa prasasti yang
diketemukan di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus, Kabupaten SiboIga,
Sumatera Utara yang menceritakan kematian seorang puteri bangsawan yang
meninggal pada 19 Safar tahun 602 H (1203 M) atau sekitar 7 tahun lebih
tua dari makam Sultan Malik Al-Saleh.
2.Pulau Jawa
Islam
masuk ke Jawa melalui pesisir utara. Sebagai bukti masuknya Islam di
Jawa ini adalah ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah
yang wafat pada tahun 475 H atau 1082 M di Desa Liran, Kecamatan Manyar,
Gresik. Liran adalah nama sebuah tempat di Persia, sedangkan Hibatullah
adalah nama sebuah dinasti di Liran. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
Fatimah adalah cucu penguasa di Liran, Persia.
Di
Grsik juga ditemukan prasasti yang jauh lebih muda usianya yang
terdapat pada makam Malik Ibrahim dari Kasyan. la meninggal pada tahun
822 H (1419 M). Makamnya terbuat dari batu pualam yang merupakan makam
buatan Cambay. Gujarat (India Selatan). Masyarakat mengenal tokoh
tersebut dengan nama Maulana Malik Ibrahim. Padahal nama yang terpahat
di makamnya adalah Malik Maulana Ibrahim. Melihat asal usulnya beiiau
ini berasal dari Persia, sebab kata Kasyan di belakang namanya adalah
suatu tempat di Persia.
Berdasarkan
prasasti tersebut dapat disimpulkan bahwa pembawa Islam di Pulau Jawa
adalah orang-orang Persia. Jika kita bandingkan angka-angka tahun pada
makam-makam di Sumatera dan Jawa maka proses Islamisasi Islam di Jawa
lebih awal 127 tahun daripada di Sumatera.
3.Pulau Kalimantan
a.Kalimantan Barat
Di
Kalimantann Barat, sekitar Pontianak, Islam disiarkan oleh bangsawan
Arab bernama Sultan Syarif Abdul Rahman pada abad ke-18. yang kemudian
menjadi penguasa di Pontianak. Hal ini terbukti dengan adanya makam.
masjid, dan istananya yang masih ada sampai sekarang.
Di
Ketapang tepatnya di Desa Muljakerta terdapat pemakaman Islam Kuna yang
tujuh pasang batu nisannya dipahat timbul dengan angka tahun Jawa Kuna.
Bentuk batu nisannya sama dengan batu nisan Majapahit, bahkan ada
sebuah yang berhias lambang surya Majapahit. Angka tahun yang tertua
adalah tahun 1340 Saka (1418 M) dan angka tahun 1363 Saka (1441 M).
Dari temuan tersebut dapat diduga bahwa agama Islam sudah masuk sebelum tahun 1418 M
atau
abad ke-15 M. Dengan adanya lambang surya Majapahit tersebut diduga
penyebar agama Islam di Kalimantan Barat berasal dari Majapahit atau
masih kerabat dekat keraton Majapanit.
b.Kalimantan Tengah
Di
Provinsi Kalimantan Tengah pada abad ke-14 M terdapat dua kerajaar yang
berdaulat yaitu kota Waringin dan Samba. Di kota Waringin agama Islam
disebarkan oleh Ki Gede, seorang ulama pengikut Pangeran Dipati
Antakusuma dari kesultanan Banjarmasin pada abad ke-18 dan is mendirikan
masjid
di sana,
yang oleh masyarakat masjid tersebut diberi nama Masjid Ki Gede. Di
dalam masjid tersebut terdapat sebuah bedug yang merupakan bagian dari
kebudayaan Jawa. Pada bagian badan bedug tersebut terdapat tulisan
isanaiscara 1356 yang artinya pada hari Sabtu tahun 1356 Saka, atau
tahun 1434 M.Dengan adanya bukti tersebut berarti Islam telah berkembang
di kota Waringin pada awal abad ke-14 Saka atau 15 M.
c.Kalimantan Selatan
Islamisasi
di Kerajaan Banjar ini bersifat politis dan resmi. Proses Islamisasi di
Kalimantan Selatan terjadi ketika pecah perang saudara antara raja dan
p’utera mahkota kerajaan Banjarmasin. Ketika itu kerajaan masih bercorak
Hindu pada tahun 1595. Pada saat itu Raja Tumanggung memerintah dengan
kejam. Dan keponakannya yang bernama Pangeran Samudera tidak suka dengan
gaya kepemimpinan pamannya yang kejam tersebut Kemudian Pangeran
Samudera memberontak. Karena tidak mampu mengimbangi tentara kerajaan
maka akhirnya Pangeran Samudera minta bantuan kepada Sultan Demak di
Jawa Tengah yang saat itu Demak merupakan kerajaan Islam terbesar di
Pulau Jawa. Sultan Demak bersedia membantu Pangeran Samudera dengan
syarat Pangeran Samudera dan pengikutnya mau masuk agama Islam. Setelah
persyaratan disetujui maka dikirimlah ekspedisi tentara Islam Demak ke
Banjarmasin dengan disertakan di dalamnya seorang khatib yang bernama
Dayyan. Dalam serangan itu Pangeran Temanggung dapat dikalahkan.
Pangeran Samudera diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Suriansyah.
la memerintah dari tahun 1595 hingga 1620 M.
d.Kalimantan Timur
Penyebaran
Islam di Kalimantan Timur terjadi pada masa Kerajaan Kutai. yaitu pada
masa pemerintahan Raja Mahkota (1575-1610 M). Raja Mahkota adalah raja
keenam yang memerintah di Kerajaan Kutai dan is belum memeluk agama
Islam.
Dalam
silsilah Kutai disebutkan bahwa agama Islam masuk ke Kerajaan Kutai dari
Makasar. Agama Islam dibawra dua penyair agama dari Minangkabau yang
bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Mula-mula
kerajaan yang di-Islamkan dengan seorang temannya adalah Kerajaan
Makasar. Setelah Islam berkembang di Makasar, lalu keduanya melanjutkan
dakwahnya ke Kerajaan Kutai. Sedangkan seorang temannya tetap di Makasar
untuk mengawasi perkembangan Islam di sana.
Setelah
sampai di Kerajaan Kutai. kedua dai tersebut menemui Raja Mahkota dan
mengutarakan maksud kedatangannya. Raja Mahkota memberikan Izin dengan
syarat mereka berdua dapat mengalahkannya dalam adu kesaktian. Ternyata
Raja Mahkota kalah dan kemudian is memeluk agama Islam, yang kemudian
diikuti oleh rakyatnya.
4. Sulawesi
Sejarah
masuknya agama Islam dimulai di Makasar, Goa. Tallo, dan Sulawesi
Selatan. Sejak dahulu di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa
kerajaan. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut adalah Makasar, Gowa,
Tallo, dan Bone. Namun yang paling awal memeluk agama Islam adalah raja
dan masyarakat Gowa-Tallo.
Bukti
bahwa agama Islam telah masuk ke Sulawesi adalah sebuah naskah yang
disebut Lontara Bilang. Naskah ini semacam buku harian atau catatan
tentang raja-raja Gowa dan Tallo sejak tahun 955 H (1545 M) sampai
dengan bulan Zulhijjah tahun 1168 H atau 1 November 1755 M. Dalam naskah
Lontar Bilang dicatat peristiwa-peristiwa peng-Islaman di Sulawesi
Selatan, sebagaimana berikut ini.
a.Hari
Jumat, 9 Rabiul Awwal tahun 1012 Hijriyah (22 September 1603 M) Kanjeng
Matoaya, raja keempat dari Tallo masuk Islam yang kemudian bergelar
Sultan Alauddin.
b.Hari
Jumat bulan Rajab tahun 1016 H (9 November 1607 M). Kerajaan Makasar
diproklamasikan sebagai kesultanan Islam. Daerah-daerah lain yang tidak
bersedia memeluk Islam akan diperangi dan dianggap sebagai Mussu’
selleng (musuh Islam).
c.Tanggal 10 Safar tahun 1019 H (10 Mei 1610 M), Soppeng di-Islamkan dalam Perang Pangkajene.
d.Hari Selasa, tanggal 23 Ramadan 1020 (23 November 1611 M) Kerajaan Bone dan Kerajaan Wajo masuk Islam.
Dan catatan tersebut menunjukkan bahwa Islam di Sulawesi secara perseorangan sudah ada sejak sebelum tahun 1603 M.
Para dai yang datang ke Sulawesi Selatan umumnya berkelompok, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.Kelompok
dai dari Demak, Tuban, Giri (Gresik), dan Ternate. Ternate termasuk
kelompok ini karena merupakan bagian dari sejarah penyebaran Islam di
Gresik. Sultan Ternate yang bernama Zainal Abidin adalah murid Sunan
Giri.
b.Kelompok
dai dari Demak Minangkabau yang dikenal dengan sebutan Da’to Tallua atau
Dato’ Tiga Orang. Mereka itu adalah Dato’ Ribandang alias Abdul Makmur
alias Khatib Tunggal. Makam Dato’ ini berada di Ujung Pandang. Menurut
tradisi Kutai, Datu’ Ribanciang disebut Haji di Bandang. Dato’ Ri Tiro
alias Badul Jawad alias Khatib Bungsu yang makamnya di Tiro dekat
Bulukumba. Dato’ Ri Pattimang alias Sulaiman alias Khatib Suiting yang
ketika di Ternate disebut dengan nama Tuan Haji Tunggangparangan.
Makamnya berada di Pattimang, Amassang, Kecamatan Malangke, Luwu.
Kecuali
dari para dai tersebut ada para dai perseorangan yang datang dari Aceh,
Melayu (Johor, Pahang), Patani (Thailand dan Campa).
5. Maluku
Menurut
cerita rakyat, pada abad ke-8 mendatang empat orang mubalig dari Irak
yang menganut paham syiah. Empat mubalig tersebut di antaranya Syeh
Mansur Syeh Yakub, Syeh Amin, dan Syeh Umar. Dalam versi lain dinyatakan
bahwa pembawa Islam di Ternate adalah Jafar Shidiq alias Jafar Nuh. la
datang di Ternate dad Jawa pada hari Senin tanggal 6 Muharram 643 H
(1250 M). Sedangkan menurut catatan Antoni Galvao,agama Islam masuk ke
Ternate sekitar tahun -1460 M. Pembawanya adalah pedagang dari Malaka
yang datang ke Ternate untuk membeli rempah-rempah. Berdasarkan
laporan-laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa Maluku bagian utara
lebih dahulu dimasuki agama Islam daripada Maluku bagian selatan. Waktu
IslarnIsasi diperkirakan pada abad ke-15 M.
Cara Masuknya Islam Di Indonesia
Islam
masuk di Indonesia melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai
berikut. Cara perdagangan yang terjadi pada tahap awal masuknya Islam ke
indonesia.
- Cara perkawinan yang umumnya terjadi setelah
pedagang muslirnyang datang ke Indonesia menikah dengan wanita pribumi.
Sebelum menikah biasanya sang wanita diminta untuk mengucapkan kalimah
syahadat sebagai tanda is teiah menerima dan masuk Islam.
- Cara
pendidikan yang umumnya dilakukan di pesantren-pesantren yang didirikan
oleh para muballigh atau kyai di Indonesia. Beberapa pesantren yang
terkenal adalah Pesantren sunan Giri, yang kebanyakan muridnya dari
Maluku dan pesantren Ampel Denta.
- Cara Tasawuf, yaitu dengan
ajaran-ajaran atau cara untuk mendekatkan diri pada Allah. Cara ini
lebih mudah diterima oleh orang -orang yang sudah mempunyai pemahaman
tentang ketuhanan. Diantara tokoh tasawuf tersebut yang terkenal adalah
Hamzah Fansuri dan Nuruddin ar Raniri.
- Peanan para Wali
khususnya di Jawa dan Maluku Para Wall ini bertindak sebagai juru
dakwah, penyebar dan perintis agama. Cara yang digunakan para Wall dalam
menyebarkan ajaran Islam ada bermacam-macam. Ada yang melalui kegiatan
dakwah, seni wayang, kerawitan atau melalui tasawuf. Sunan Kalijaga dan
Sunan Panggung berdakwah melalui wayang,